Manfaat Berwakaf Air

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Kekeringan merupakan salah satu ancaman terbesar terhadap pembangunan berkelanjutan, khususnya di negara-negara berkembang, namun kekeringan semakin meningkat pula di negara-negara maju.

Berdasarkan laporan United Nations Convention to Combat Desertification (UNCCD) Faktanya, perkiraan memperkirakan bahwa pada tahun 2050 kekeringan akan berdampak pada lebih dari tiga perempat populasi dunia. Jumlah dan durasi kekeringan telah meningkat sebesar 29 persen sejak tahun 2000, dibandingkan dua dekade sebelumnya (WMO 2021). Ketika lebih dari 2,3 miliar orang menghadapi kekurangan air, hal ini merupakan masalah yang sangat besar.

Menurut prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), beberapa wilayah akan mengalami curah hujan bulanan rendah antara 0-100 milimeter per bulan Agustus, September, dan Oktober. Indonesia masih terancam kekeringan pada Oktober, bulan yang diprediksi jadi puncak kekeringan ketiga pada 2023 imbas efek El Nino. Wilayah yang terdampak kekeringan ini meliputi Sumatra bagian tengah hingga selatan, pulau Jawa, Bali hingga Nusa Tenggara, Kalimantan bagian selatan, sebagian besar Sulawesi, sebagian Maluku Utara, sebagian Maluku dan Papua bagian selatan.

Kekeringan meteorologis biasanya diikuti antara lain, berkurangnya persediaan air untuk rumah tangga dan pertanian serta meningkatnya potensi kebakaran semak, hutan, lahan dan perumahan. Apa jadinya bila kelangkaan air mendera kita dalam waktu yang lama?

Atas dasar itu, Berdikari Foundation menggencarkan Program Wakaf Air. Dengan tersedianya program ini diharapkan masyarakat dapat mendapatkan air dikala kekeringan melanda, pasalnya masyarakat berhak memiliki akses serta sumber ketersediaan air bersih. 

Yuk, bantu saudara-saudara kita yang membutuhkan dengan berdonasi! Karena bantuan dari Sahabat Berdikari dapat membantu mereka dalam mendapatkan air bersih. 

Waasalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh